Sampah merupakan sesuatu yang kerap berdampingan dengan aktivitas hidup manusia karena sampah merupakan hasil buangan dari adanya aktivitas sehari-hari. Sampah dapat dikenal dari segi sumber sampah, dimana sumber sampah yang di bahas di sini adalah sumber sampah dari sekolah. Tanpa kita sadari, sekolah merupakan tempat penyumbang sampah dalam volume yang cukup besar setiap hari dan jenis sampah yang beragam jika dibandingkan dengan sampah yang bersumber dari rumah tangga. Mengapa demikian?
Sekolah dan rumah tangga berbeda karena dari segi penghasil sampah yaitu sumber ruangan penghasil sampah, sekolah lebih dominan dari jumlah ruangan yang menghasilkan sampah, contohnya yaitu setiap ruangan kelas, majelis guru, laboratorium, perpustakaan, ruangan tata usaha, ruangan kepala sekolah, aula, mushola, kantin, lingkungan taman, dan lain-lain. Jenis sampah yang dihasilkan dari aktivitas sekolah juga beragam, diantaranya jenis sampah organik dan anorganik seperti sampah sisa makanan, tisu, botol plastik, gelas plastik, kantong plastik, kertas, karton, dedaunan, dan lain sebagainya. Jumlah orang yang menghasilkan sampah juga lebih besar jumlah orang yang menghasilkan sampah di sekolah daripada yang menghasilkan sampah di rumah tangga.
Mari kita bayangkan jika sekolah tidak menyediakan wadah penampungan yang cukup baik dari segi jumlah dan kapasitas penampungan, serta tidak adanya pengelolaan sampah yang baik setiap harinya di sekolah, apa yang terjadi? Yang terjadi adalah penumpukan sampah yang tidak baik dalam segi estetika penglihatan dan tidak baik bagi sirkulasi udara sekitar sekolah karena sampah dapat menimbulkan bau, belum lagi jika wadah penampungan yang digunakan tidak memenuhi syarat seperti tidak kedap air dan tidak memiliki tutup, sampah akan mengundang lalat dari bau sampah itu tadi sehingga beresiko kepadatan lalat tinggi dan tidak sehat jika lalat tersebut berada pada kantin yang mana kantin adalah tempat berkumpulnya makanan dan minuman di sekolah.
Lantas, apa pengelolaan sampah yang bisa dilakukan mengingat bahaya jika sampah tidak dikelola di sekolah dengan baik? Yang dapat dilakukan pertama adalah menyediakan wadah penampungan berupa tempat sampah kedap air dan tertutup yang sudah dibedakan yaitu sampah organik dan anorganik di setiap ruangan serta lingkungan sekolah yang dapat menghasilkan sampah, yang kedua yang dilakukan adalah adanya petugas kebersihan sekolah yang bertugas mengangkut sampah di setiap berakhirnya aktivitas sekolah dengan dibekali keterampilan seperti mengetahui sampah organik dan anorganik, memilah sampah setiap pengangkutan dan pentingnya penggunaan alat pelindung diri (APD) seperti topi, sepatu boot, sarung tangan dan masker agar terhindar dari kontaminasi sampah, yang ketiga yang dilakukan adalah pengenalan kepada siswa sekolah tentang bahaya sampah dan pentingnya menjaga lingkungan sekolah dari sampah, siswa dapat dilibatkan dalam piket harian, piket umum setiap minggu dan sebagai pelaksana dari pengelolaan sampah secara langsung.
Yang keempat dapat dilakukan adanya program khusus untuk pengelolaan sampah, mau dilakukan pengelolaan seperti apa sampah yang ada di sekolah, program pengelolaan sederhana yang dapat dilakukan contohnya pengelolaan sampah menjadi kompos dan adanya keterampilan kerajinan dari sampah plastic maupun bank sampah jika sekolah mampu menerapkan sampah menjadi rupiah bagi sekolah dengan mengajarkan kepada siswa sekolah. Yang kelima dapat dilakukan adalah adanya jadwal yang tertata rapi sehingga kegiatan pengelolaan sampah dapat terjadwal dengan benar.
Sampah yang bersumber dari sekolah dan sudah dilakukan pengelolaan sampah mulai dari sekolah dapat meringankan volume sampah yang sehari-hari ada di masyarakat, selain itu juga bermanfaat mengajarkan siswa tentang ilmu dan kebiasaan pengelolaan sampah yang baik sehingga apabila sudah jadi kebiasaan yang baik di sekolah dapat pula siswa terapkan di rumah dan lingkungan hidup sekitar.
Penulis: Medi Sasmita