Mahasiswa adalah sebutan bagi seseorang telah masuk dalam jenjang pendidikan yang tinggi dimana dipendidikana inilah mahasiswa dituntut untuk mempunyai kemampuan sesuai dengan bidang yang diminatinya. Salah satu bidang yang penting dalam kehidupan ini selain bidang ekonomi, sosial budaya, dan bidang bidang lainnya adalah bidang kesehatan lingkungan, mengapa demikian? Karena apabila lingkungan saja sudah tidak sehat gimana mau menjalani semua bidang yang ada. Didalam kesehatan lingkungan itu sendiri banyak sektor yang diperhatikan mulai dari penyehatan makan dan minum, penyehatan tanah, penyehatan udara, penyehatan air, pengolahan limbah, sarana bangunan serta pengendalian vektor dan binatang pengganggu.
Nah pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang bagaimana sih pengendalian binatang pengganggu pada lingkungan sekitar kita salah satunya ialah tikus. Kita harus mengendaliakan tikus dilingkungan kita karena tikus merupakan binatang yang perusak, penganggu, bertindak sebagai reservoir penyakit serta reproduksi tikus yang sangat cepat sehingga memungkinkan pertambahan populasi yang tidak dapat dikendalikan.
Pengendalian tikus ini sendiri diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 374 tahun 2010. Sebelum melakukan pengendalian tikus kita harus mengetahui tanda-tanda keberadaan tikus seperti terlihat secara fisik, kotoran tikus, jejak, bekas gigitan, bau yang khas dari tikus, bunyi serta bangkai tikus.Untuk melakukan pengendalian tikus bisa secara fisik, mekanik dan biologi serta sanitasi lingkungan. Pengendalian fisik – mekanik yang biasa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari ialah menggunakan perangkap, pengendalian secara biologi ialah menggunakan tanaman herbal sebagai rodentisida nabati sedangkan sanitasi lingkungan adalah pengendalian tikus dengancara memanipulas dan memodifikasi lingkugan sekitar.
Peran mahasiswa Poltekkes Tanjungpinang dalam pengendalian tikus ialah mengimplementasikan ilmu yang didapat dikehidupan sehari- hari, melakukan penelitian dan pengembangan terhadap pengendalian vektor serta men-sharing ilmu yang didapat kepada masyarakat. Salah satu pengendalian tikus secara biologis ialah membuat ekstrak buah bintaro karena tanaman ini mengandung senyawa ciberin yang merupakan senyawa glikosida yang sangat berpengaruh salam meracuni, merusak saraf otak, dan mempengaruhi kerja jantung, kemudian melakukan manipulasi lingkungan seperti pemasangan kawat pada ventilasi; menutup lubang yang diameternya lebih 6 mm pada pintu, dinding, jendela dan lain lain; membuang sampah tiap hari ke TPS ; menyimpana makann di tempat yang sulit dijangkau tikus seperti lemari kaca serta menebang pohon yang menempel pada atap maupun dinding rumah.
Penulis : Widya Dwi Rahayu Mukti (Ketua BEM Poltekkes Tanjungpinang Tahun 2018)