Sebagai daerah penghasil sagu, tidak heran jika di Lingga banyak terdapat makanan yang berbahan utama sagu. Pada zaman dahulu dimana beras sulit bahkan tidak dijumpai, maka sagu inilah yang menjadi makanan pokok pengganti nasi. Kabupaten Lingga dalam sejarahnya pernah menjadi Pusat Pemerintahan Kerajaan Lingga, yang hingga kini memiliki warisan berupa perkebunan sagu yang luas sebagai salah satu bahan utama dalam pembuatan berbagai kuliner tradisional daerah ini. Pantas saja makanan dari sagu ini dijadikan bagian yang tak terpisahkan dari bahan makanan utama khas Kabupaten Lingga, makanan tradisional berbahan sagu merupakan ciri khas bagi masyarakat di Kabupaten Lingga. Makanan dari berbahan sagu ini sebaiknya harus dilestarikan sebab memiliki budaya yang cukup tinggi sejak pada zaman nenek moyang di Kabupaten Lingga telah menjadi tradisi secara turun temurun. Akan tetapi saat ini sudah mulai ditinggalkan masyarakat, karena tergerus oleh perkembangan zaman.
Cukup banyak kuliner dari bahan sagu ini bisa diolah oleh masyarakat kabpuaten lingga, dan selalu disajikan setiap acara-acara resmi ataupun acara adat diantaranya adalah Laksa, Kempurun, Lendot, Bubur Lambok , Lempeng sagu, gubal, keripik cicin dan masih banyak lagi. Salah satu makanan yang sekarang masih dijumpai adalah lakse kuah. Makanan ini selain menjadi makanan selingan, dapat juga menjadi makanan utama pada acara-acara tertentu seperti acara nikah kawin, acara kenduri, dan sebagainya. Pada dasarnya lakse kuah ini terdiri dari dua bagian. Yang pertama adalah mi yang terbuat dari sagu. Kedua adalah kuah yang berbahan dasar santan kelapa dan ikan atau udang yang ditumbuk halus, serta beberapa rempah masakan seperti lada kering, ketumbar, jintan putih, adas manis, bawang merah, bawang putih, jahe, dan kunyit. Untuk variasi dapat ditambah irisan mentimun, kecambah, daun kesom yang dihiris halus sebagai penambah aroma, atau sayuran lain sesuai selera. Dan tidak lupa, sambal belacan yang terbuat dari lada kering.
kuliner tersebut walaupun kini masih dapat dijumpai, tapi kemungkinan bila tidak dilakukan inovasi bisa jadi keberadaannya akan sulit ditemui. Maka dari itu beberapa inovasi olahan makanan dengan berbahan baku sagu yang mulai dilakukan adalah dengan membuat Cendol Sagu. Walaupun belum terlalu dikenal masyarakat, namun mungkin saja nantinya kuliner ini akan cukup diminati konsumen,. Sedangkan untuk kuliner lainnya seperti Laksa, makanan tersebut masih cukup banyak diminati oleh konsumen terutama bagi masyarakat Melayu yang saat ini bermukim di perkotaan.
Untuk itu diperlukan pengembangan dan kreatifitas agar dapat mempertahankan kuliner tersebut. Bisa dengan membuat makanan modern mie instan dari bahan sagu, bukan hal yang tidak mungkin kalau Ada juga produk laksa instan. Inovasi yang seperti ini perlu mendapat dukungan dari Pemerintah Daerah. Biar nantinya mendapat respon positif.
Penulis: Salfiana Dewi